banner 728x250

Momen Bersejarah! Barongsai Tanding di FORNAS, Ini Penjelasan Ketua PLBSI

Usai pembukaan lomba barongsai pertama di FORNAS VIII 2025, Ketua Umum PLBSI Prof. Nurdin Purnomo memberikan pernyataan kepada media di Mataram Mall, NTB. (Foto: Istimewa)
banner 120x600
banner 468x60

Mataram – Dentuman tambur dan gerak lincah para pemain barongsai menggema di jantung Kota Mataram. Bukan dalam perayaan tahun baru Imlek, melainkan dalam gelaran nasional olahraga masyarakat terbesar di Indonesia Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII tahun 2025. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, barongsai tampil secara resmi sebagai cabang yang dipertandingkan. Inilah momen bersejarah yang mengukir transformasi seni budaya menjadi bagian dari prestasi olahraga nasional.

Persatuan Liong dan Barongsai Seluruh Indonesia (PLBSI) menjadi aktor utama dalam babak baru ini. Delapan provinsi menurunkan delegasinya, menampilkan keterampilan, kekompakan, serta semangat seni yang selama ini lebih dikenal dalam nuansa perayaan etnis Tionghoa. Namun di panggung FORNAS, barongsai tampil sebagai simbol kebangsaan menghapus batas, merajut harmoni.

banner 325x300

Ketua Umum PLBSI, Prof. Nurdin Purnomo, mengisahkan panjangnya jalan menuju panggung nasional. PLBSI yang berdiri sejak tahun 2000 sempat vakum karena bubarnya kementerian yang membawahi olahraga rekreasi di era Presiden Abdurrahman Wahid. Baru pada 2011 organisasi ini kembali bernafas melalui KORMI (Komite Olahraga Masyarakat Indonesia), dan kini hadir penuh semangat di tanah Lombok.

“Barongsai bukan sekadar atraksi, tapi wujud seni dan kedisiplinan. Kami ingin membuktikan bahwa seni budaya juga punya tempat di olahraga nasional,” ujar Prof. Nurdin.

Meski awalnya 14 provinsi menyatakan siap tampil, hanya delapan yang berhasil hadir karena kendala logistik dan pembiayaan. Perlengkapan barongsai dan liong yang besar dan berat menjadi tantangan tersendiri, terlebih lokasi penyelenggaraan berada di luar Pulau Jawa.

Dua kategori dipertandingkan: Barongsai Tradisional dan Barongsai Tambun. Penilaian dilakukan secara menyeluruh, mencakup aspek artistik, kesulitan teknik, kostum, irama tambur, hingga harmonisasi gerak tim. Mataram Mall yang menjadi lokasi pertandingan pun menjelma menjadi panggung budaya yang penuh energi dan apresiasi publik.

“Ini bukan sekadar lomba. Ini panggung pembuktian bahwa seni bisa berdiri sejajar dengan cabang olahraga lain,” tegas Prof. Nurdin.

Lebih dari sekadar hiburan, kehadiran barongsai di FORNAS menjadi pesan kuat: Indonesia adalah rumah bagi seluruh ekspresi budaya, dan setiap warisan tradisi layak mendapat tempat dalam arena persatuan. Dari barongsai, bangsa ini diajak untuk merayakan keberagaman dalam satu irama kebangsaan.

banner 325x300