Lombok Timur – Di sebuah desa kecil bernama Jenggik, Kecamatan Terara, semangat kemerdekaan mendapat makna baru. Bukan dengan parade bendera atau lomba tujuh belasan, melainkan melalui deru mesin jahit yang kini menjadi simbol kemandirian para lansia. PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) bersama Eco School Lentera Intergeneration menghadirkan program pemberdayaan yang menyentuh sisi terdalam kehidupan: memberi ruang bagi lansia untuk tetap produktif, sehat, dan berdaya.
Sebanyak 20 unit mesin jahit diserahkan kepada kelompok lansia dalam rangkaian acara Posyandu Terpadu. Acara yang dihadiri lebih dari 300 warga lintas generasi ini bukan hanya soal layanan kesehatan, tetapi juga tentang bagaimana sebuah komunitas membangun solidaritas sosial. Di area posyandu, anak-anak berlarian di ruang bermain, remaja membaca buku di pojok literasi, sementara para lansia mengikuti penyuluhan gizi dan mencoba mesin jahit baru mereka.
General Manager PLN UIW NTB, Sri Heny Purwanti, menegaskan bahwa esensi kemerdekaan hari ini adalah kebebasan dari ketergantungan. “Kemerdekaan bukan hanya tentang terbebas dari penjajahan masa lalu, tetapi juga terbebas dari ketergantungan. Kami ingin para lansia punya ruang untuk berkarya, mandiri, dan merasa berharga di usia senja mereka,” ungkapnya.
Harapan itu dirasakan langsung oleh Siti Aisyah, pengurus Eco School Lentera sekaligus perwakilan Lombok Eco International Connection. Dengan suara bergetar, ia menyebut mesin jahit itu sebagai anugerah. “Di usia senja, kelompok lansia masih diberi kesempatan untuk berkarya. Ini bukan sekadar mesin, tetapi pintu bagi mereka untuk terus merasa hidup dan berarti,” tuturnya.
Tak ketinggalan, fasilitator masyarakat, Romi Hidayat, menambahkan bahwa Posyandu Terpadu kini menjadi laboratorium sosial bagi pemberdayaan lintas usia. “Di sinilah kita belajar bahwa kesehatan, pendidikan, dan ekonomi tidak bisa dipisahkan. Semuanya harus tumbuh bersama agar masyarakat menjadi tangguh,” ujarnya.
Kehadiran Pemerintah Desa Jenggik, Kecamatan Terara, serta Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur menunjukkan dukungan penuh atas inisiatif ini. Bagi mereka, kolaborasi ini adalah bukti nyata bahwa pembangunan desa tidak melulu soal infrastruktur, melainkan juga soal pemberdayaan manusia.
Eco School Lentera Intergeneration sendiri adalah eco school ketiga yang dibangun oleh PLN UIW NTB, setelah dua proyek serupa sebelumnya sukses menginspirasi komunitas di wilayah NTB. Melalui model berbasis lingkungan, sosial, dan ekonomi, eco school diharapkan menjadi warisan baru semangat kemerdekaan.
Dari desa kecil ini, sebuah pesan besar lahir: kemerdekaan bisa dijahit kembali, bukan dengan benang merah putih, melainkan dengan benang kemandirian, solidaritas, dan harapan baru bagi generasi yang menua.