banner 728x250
NTB  

H. Ahsanul Khalik: Saya Akan Jaga Marwah Sasak dan Pidato Saya Tidak Ada Politik Praktis

banner 120x600
banner 468x60

“Pak Gubernur menyebut nama Mamiq Gita (Sekda) dan Lalu Iqbal (Dubes) sebagai orang yang layak maju pada Pilgub. Pak Gubernur mengatakan saya dukung kalau mereka-mereka ini maju.

Artinya, Pak Gubernur sangat memberikan ruang, silahkan siapapun tokoh Sasak sangat didukung untuk maju, yang memahami kesasakannya dan keNTBannya. Tapi kalau tidak ada yang maju, maka ya kita biarkan Bang Zul maju lagi. Pada pernyataan ini sebagai penegasan bahwa sesungguhnya kita semua berharap akan muncul tokoh-tokoh Sasak yang memiliki kapasitas supaya maju di daerah ini,” jelas Ahsanul.

banner 325x300

“Kita memang suka sekali ada oknum (sebutan Kadis Sosial oknum di pidato) kalau ada orang Sasak yang hebat mau jadi ini, jadi itu, selalu kemudian muncul ada oknum dari Sasak sendiri yang mengatakan wah dia tidak cocok, ini belum cocok dan sebagainya. Ini yang seharusnya mulai kita hilangkan,” katanya.

“Selanjutnya saya mengingatkan pada halalbihalal HIMALO bahwa NTB itu bukan Sasak saja. Ada Samawa dan Mbojo, kenapa tidak pada masa datang kita bisa halal bihalal keluarga besar Diaspora NTB di Jakarta ini,” katanya.

Akhsanul menambahkan bahwa pidato ini disaksikan ratusan warga masyarakat Diaspora Lombok yang hadir pada halal bihalal di TMII. Dan karena mereka semua mendengar utuh dan menyaksikan langsung pidatonya, mereka disebut sangat paham bagaimana suasana kebathinan dan isi sesungguhnya dari pidato tersebut. Bahwa tidak ada penghinaan dan tidak ada politik praktis.

“Sebagai Sasak lebung, apa ya saya akan menghina diri saya dengan kesasakan yang saya miliki, dan tidak ada juga bagian politik praktis, karena apa yang saya sampaikan adalah dalam batasan standar dan kaidah berbangsa dan bernegara,” tegas Ahsanul.

Sementara itu, Syahrier Rohman, salah seorang anggota masyarakat Diaspora Lombok yang berkarier di Jakarta dan ada hadir langsung di TMII pada saat halal bihalal memberikan kesaksian. Dia mengatakan bahwa kesalahpahaman yang seperti ini perlu diluruskan.

“Saya salah satu peserta yang hadir ingin meluruskan bahwa dalam sambutannya pada acara halal bihalal HIMALO, Ahsanul Khalik meminta kita semua bangsa Sasak mulai dari sekarang saling junjung, saling angkat dan jangan ada yg suka saling menjatuhkan. Jadi beliau membakar semangat kita untuk mulai sekarang menjadi bangsa yang berani tampil di depan, saling bantu, saling junjung dan saling hargai apabila ada saudara-saudara kita hendak tampil menjadi pemimpin. Bukannya saling sikut dan saling menjatuhkan, jangan sampai terjadi hal tersebut,” jelasnya.

“Kalaupun hingga saat ini belum ada yang siap, gak ada salahnya kalau pak Zul kembali tampil daripada kita dipimpin oleh orang-orang dari luar daerah, karena dari daerah lain pun banyak yang ingin menjadi pemimpin di NTB,” tambah Syahrier Rohman.

“Pak AKA justru membakar semangat bangsa Sasak untuk jangan malu-malu lagi tampil menjadi pemimpin bangsanya sendiri dan jangan saling jatuhkan. Biarkan masa-masa lalu itu sudah lewat. Jadi kalau ada bangsa Sasak yang layak dan mau tampil menjadi pemimpin tahun 2024, ya kita semua harus mendukungnya. Begitulah pesan yang bisa saya tangkap dari pidato luar biasa Pak AKA (panggilan Ahsanul Khalik),” ungkap Syahrier Rohman.

banner 325x300