banner 728x250
Ekobis  

Transformasi Energi di Tangan Prabowo: 37 Proyek Ketenagalistrikan Diresmikan, Target Ekonomi 8% Dikejar

Dalam sambutannya, Presiden Prabowo juga menyampaikan pentingnya pemanfaatan potensi EBT guna memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Dia yakin bahwa ketersediaan pasokan listrik yang andal, bersih, dan terjangkau membuat industri akan semakin tumbuh subur dan investasi akan mengalir ke Indonesia. (Foto: Dok. PLN)
banner 120x600
banner 468x60

Jakarta – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memberikan gebrakan besar dalam 100 hari pertamanya dengan meresmikan 37 proyek ketenagalistrikan yang tersebar di 18 provinsi, Senin (20/01), di PLTA Jatigede, Sumedang, Jawa Barat.

Langkah ini menjadi tonggak penting dalam upaya pemerintah membangun fondasi industrialisasi dan hilirisasi guna mengejar target pertumbuhan ekonomi 8% dalam lima tahun ke depan.

banner 325x300

Proyek-proyek strategis ini terdiri dari 26 pembangkit listrik dengan total kapasitas 3.222,75 MW, 11 jaringan transmisi, dan gardu induk sepanjang 739,71 kilometer sirkuit (kms).

Dengan nilai investasi mencapai Rp72 triliun, proyek ini mencatatkan sejarah sebagai peresmian ketenagalistrikan terbesar di dunia.

Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menekankan pentingnya energi sebagai penopang transformasi ekonomi. “Kita harus membangun Indonesia menjadi negara industri modern yang mampu mengolah kekayaan alam menjadi produk bernilai tinggi. Energi adalah kunci untuk mewujudkan visi ini,” tegasnya.

Presiden juga menyoroti pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) seperti tenaga air, surya, dan angin sebagai langkah strategis menuju swasembada energi.

“Kita ingin energi yang bersih, andal, dan terjangkau. Dengan kekuatan bangsa sendiri, kita akan mengakselerasi pembangunan proyek besar ini untuk kesejahteraan rakyat,” lanjutnya.

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan 3 berkapasitas 2×87 MW yang berlokasi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara. (Foto: Dok. PLN)

Salah satu proyek unggulan adalah PLTA Jatigede berkapasitas 110 MW yang menjadi tulang punggung kelistrikan di Jawa Barat. Selain itu, PLTA Asahan 3 dengan kapasitas 174 MW serta PLTS IKN 50 MWac akan menopang kawasan strategis, termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).

Infrastruktur ini tidak hanya memenuhi kebutuhan listrik domestik tetapi juga mendukung kawasan industri dan investasi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa percepatan pembangunan ketenagalistrikan ini adalah wujud nyata komitmen pemerintah.

“Infrastruktur ini mendukung konsumsi listrik per kapita hingga 6.400 kWh per tahun, sebagai fondasi menuju target ekonomi 8%,” ujar Bahlil.

Keberadaan 11 proyek transmisi dan gardu induk juga menjadi kunci untuk menghubungkan pembangkit EBT ke pusat-pusat permintaan. Proyek seperti SUTT Kolaka-PT Antam Pomala sepanjang 36,96 kms, misalnya, akan menyuplai listrik ke industri pengolahan nikel di Sulawesi Tenggara.

Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa PLN siap mendukung transformasi ini dengan penguatan SDM dan kolaborasi global.

“Dengan perencanaan matang, sektor kelistrikan nasional akan semakin kuat, keuangan lebih sehat, dan mampu menjawab tantangan kebutuhan energi masa depan,” tegasnya.

Langkah besar ini membawa harapan baru bagi Indonesia. Tidak hanya memastikan ketersediaan listrik yang cukup dan andal, tetapi juga menciptakan lapangan kerja, meningkatkan investasi, dan membuka jalan bagi transformasi ekonomi yang berkelanjutan.

banner 325x300