Ia mengatakkan, figur Pathul dan Ummi Dinda termasuk dua figur dari beberapa nama yang masuk dalam perbincangan publik, akan maju di Pilgub NTB.
Pathul – Dinda patut diperhitungkan. Meski beberapa survey masih menempatkan mereka dibawah petahana Dr Zulkieflimansyah dan Dr Sitti Rohmi Djalilah, dan juga lebih rendah dari figur lainnya seperti HM Suhaili FT dan Sukiman Azmy.
“Figur Pathul – Dinda layak diperhitungkan, terlepas hasil survey masih di bawah petahana Dr Zul, Suhaili, dan juga Sukiman,” ujarnya.
Menurutnya, Pathul Bahri bisa menjadi representasi Lombok Tengah, apalagi selama ini belum pernah pemimpin NTB dari Lombok Tengah.
“Lombok Tengah sejauh ini hanya sampai PJ. Nah, apakah dengan majunya Pathul Bahri Lombok Tengah akam jadi Gubernur? Atau tetap PJ?,” katanya.
Ia mengatakan, jika memang Pathul memang bisa merepresentasikan Lombol Tengah, apakah tidak ada calon lain dari sana, ada Suhaili dan M Iqbal.
“Karena kalau Lombok Tengah memaksakan lebih dari satu figur, 1 tentu pemilih Loteng akan sulit menentukan pilihannya. Meskipun Pilkada inikan tidak normatif bahwa pemilih Loteng akan memilih figur dari Loteng,” ujarnya.
Namun begitu, papar Prof. Kadri, bila dikaji dari aspek Partai Politik, posisi Pathul Bahri yang menjabat Ketua DPD Partai Gerindra NTB, tak bisa diremehkan.
“Dari Partai Gerindra, peluang Pathul Bahri menurut saya sangat besar jika ditinjau dari kemenangan mutlak Prabowo dalam Pilpres di NTB. Meskipun pilpres dan pilgub tidak selalu harus linear sama hasilnya,” katanya.