Lombok Utara – Di tengah rimba hijau Santong, suara air mengalir pelan menyuplai energi bagi ribuan rumah tangga di Lombok Utara. PLTMH Santong, yang berdiri sejak 2014, kini bukan hanya simbol kemandirian energi desa, tapi juga menjadi panggung nyata komitmen PLN terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTB menggelar pembinaan dan evaluasi lingkungan di PLTMH ini. Kegiatan ini bertujuan memastikan seluruh proses pembangkitan listrik terbarukan dilakukan dengan standar keberlanjutan tinggi.
“Lingkungan adalah mitra utama dalam sistem kelistrikan kami. Tanpa kelestarian alam, tak ada keberlanjutan energi,” ujar Anton Wibisono, Manager PLN UPK Lombok.
PLTMH Santong berkapasitas 1 MW ini setiap tahun menghasilkan 3.350 MWh listrik bersih, cukup untuk menerangi 1.000 kepala keluarga. Namun, lebih dari sekadar pasokan energi, keberadaan pembangkit ini menjaga fungsi ekologis wilayah tangkapan air di hulu.
General Manager PLN UIW NTB, Sri Heny Purwanti, menyebut penguatan ESG sebagai langkah strategis menyiapkan NTB menuju masa depan rendah emisi. “PLN bukan hanya memasok listrik, kami menjaga ekosistem agar setiap kilowatt yang dihasilkan tidak meninggalkan jejak kerusakan lingkungan,” katanya.
Dengan 19 unit pembangkit EBT yang dikelola di NTB, PLN berambisi meningkatkan kontribusi energi bersih dari 4,8 persen saat ini menjadi lebih dari 25 persen pada 2034. Santong menjadi salah satu tonggak penting dalam perjalanan panjang NTB menuju provinsi hijau.